7 Pura Penjaga Keseimbangan Pulau Bali

05 November 2011

Di pulau BALI terdapat beberapa Pura penting yang sangat berpengaruh terhadap kestabilan dan kelangsungan hidup masyarakat BALI baik secara SEKALA maupun NISKALA. Menurut kepercayaan ada 7 Pura yang menjadi Pilar atau penopang pulau Bali yang berfungsi sebagai penghalang atau Penolak Hal-hal yang negatif seperti bencana alam dan sejenisnya. Berikut 7 Pura-Pura tersebut :


1. Pura Tanah Lot



Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya berkaitan erat dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali. Di sini Danghyang Nirartha pernah menginap satu malam dalam perjalanannya menuju daerah Badung dan kemudian ditempat inilah oleh orang-orang yang pernah menghadap kepada Danghyang Nirartha dibangun bangunan suci (Pura atau Kahyangan) sebagai tempat memuliakan dan memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan. Dari tempat ini kemudian rakyat dapat memuja kebesaran sanghyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ) untuk memohon wara nugrahaNya keselamatan dan kesejahteraan dunia. Demikian antara lain nasehat Danghyang Nirartha kepada orang-orang yang mengahadap pada malam hari itu, yang akhirnya sesudah Danghyang Nirartha meninggalkan tenpat itu, kemudian oleh orang-orang tersebut dibangunlah sebuah bangunan suci (Pura atau Kahyangan) yang diberi nama Pura Pakendungan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Pura Tanah Lot.



2. Pura Rambut Siwi



Pura Rambut Siwi terletak di Desa Yeh Embang, sebelah timur kota Negara, ibukota kabupaten Jembrana. Asal mula Pura Rambut Siwi tertuang dalam lontar Dwijendra Tatwa. Keberadaan pura ini sangat terkait dengan mitologi kedatangan Mpu Dang Hyang Nirartha dari Jawa Timur ke Bali pada tahun 1411 Caka atau tahun 1489 masehi. Ceritanya, ketika Mpu Dang Hyang Nirartha ke Bali salah satu pura yang beliau kunjungi adalah Pura Rambut Siwi. Saat beliau memasuki pura, penjaga pura mengharuskan agar Mpu Dang Hyang Nirartha sembahyang di pura tersebut. Kalau tidak, beliau akan diterkam oleh harimau.



3. Pura Pulaki 





PURA Pulaki berdiri di atas tebing berbatu yang langsung menghadap ke laut. Di latar belakangnya terbentang bukit terjal yang berbatu yang hanya sekali-sekali saja tampak hijau saat musim hujan. Tahun 1920 Pulaki mulai dibuka yang ditandai dengan disewakannya tempat ini oleh pemerintah kolonial Belanda kepada orang Cina bernama Ang Tek What. Kawasan itu kemudian dikembalikan sekitar tahun 1950 yang selanjutnya dilakukan pemugaran-pemugaran terhadap tempat suci di kawasan itu. Pemugaran Pura Pulaki dan pesanakannya dilakukan setelah tahun 1950.



 4. Pura Menjangan



Lokasi Pulau Menjangan berada disebelah utara Taman Nasional Bali barat yang termasuk bagian dari Desa Sumber Klampok, kecamatan Grokgak yang berjarak sekitar 76 kilometer sebelah Barat Kota Singaraja. Di Pulau menjangan ini juga terdapat Pura yang Indah dan mempunyai nilai sejarah , yaitu Pura segara dan Pura Kelenting sari , jarak kedua Pura ini dari tempat melakukan penyelaman kurang lebih 500 meter , melalui jalan setapak.Pura ini sangan memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi.Pura ini berhadapan langsung ke arah laut sehingga seolah” Pura ini selalu memantau keadaan laut di sekitar pulau Bali.



5. Pura Silayukti



Pura Silayukti merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan di Bali. Pura ini terletak di sebuah bukit bagian timur Desa Padangbai yang menghadap langsung ke lautan. Pura ini dipercaya sebagai parahyangan Ida Batara Mpu Kuturan, seorang tokoh yang sangat berjasa dalam menata kehidupan sosial religius masyarakat Bali sekitar abad ke-11 Masehi. Saat ini, pura ini terdiri atas bangunan sederhana berupa beberapa arca di dalam tebing karang yang menyerupai goa dangkal.



6. Pura Uluwatu



Pura Uluwatu, merupakan pura yang terletak di ujung selatan pulau Bali dan mengarah ke samudra Hindia,Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing. Apabila diperhatikan dari bawah permukaan laut, kelihatan saling bertindih, berbentuk kepala bertengger di atas batu-batu tebing itu, dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian disebut Uluwatu. Ulu artinya kepala dan watu berarti batu.



7. Pura Goa Lawah 



Di Bali Pura Goa Lawah merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Dalam Lontar Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menjadi mendung. Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja, salah satu pura di kompleks Pura Besakih.Karena itu pada zaman dahulu goa di Pura Goa Raja itu konon tembus sampai ke Pura Goa Lawah.Karena ada gempa tahun 1917, goa itu menjadi tertutup.Disebut Goa Lawah dikarenakan di dalam goa tersebut terdapat banya binatang kelelawar
Share this article on :

0 komentar:

Post a Comment

 
© Copyright 2012 Zona Online All Rights Reserved.
Template Design by Zona Informasi | Published by Dunia IT dalam Blog | Powered by Blogger.com.